Tahun 2015 – 2016 adalah tahun yang berat buat GoPro. Setelah beberapa tahun belakang sukses membuat tren action camera & menguasai pasar action camera, 2 tahun terakhir GoPro mengalami penurunan revenue sehingga berimbas pada harga saham yang anjlok & layoff karyawan. Hal itu tak lain karna inovasi yang lambat, pasar yang mulai jenuh dengan produk GoPro & hadirnya para pesaing baru di segmen action camera dengan harga yang lebih murah semisal Xiaomi Yi.
Hampir 2 tahun dari terakhir kali GoPro mengeluarkan flagship action camera mereka (Hero 4) akhirnya GoPro mengeluarkan produk flagship terbaru yaitu:
- GoPro Karma → drone
- GoPro Hero 5 (Black & Session) → action camera
- GoPro Plus → cloud service
Peluncuran ketiga produk baru tersebut seolah menjadi jawaban GoPro akan keraguan masa depan perusahaan yang didirikan & dikomandoi oleh Nick Woodman ini. Hal paling menarik dari ketiga produk di atas tentunya Karma drone. Beberapa waktu terakhir drone memang sedang menjadi primadona bagi para videographer & vlogger. Sehingga tak heran GoPro meluncurkan Karma untuk membidik segmen ini. Namun jalan Karma untuk menguasai pasar drone tak mudah sebab ia harus melawan dominasi DJI. Saat ini DJI menguasai pasar drone dengan lini produk Phantom series. Tak hanya itu GoPro juga harus kembali head-to-head kembali dengan Xiaomi yang belum lama ini ikut meramaikan pasar drone dengan lini produk terbaru mereka Mi Drone.
Menarik melihat persaingan ke depan sebab ketiganya memiliki range harga yang berbeda-beda, Mi Drone ($460), GoPro Karma ($800), dan DJI Phantom 4 ($1200). Dengan range harga tersebut tentunya ketiganya menawarkan kualitas yang berbeda-beda. GoPro mengklaim Karma menawarkan keunggulan dalam portability, kemudahan pengoperasian, & tentunya kompatibel dengan lini action camera mereka: Hero 5 Black, Hero 5 Session, dan Hero 4.
Let’s see apakah GoPro bisa bangkit kembali?
* P.S.: Persaingan di industri teknologi sangat keras , innovate fast or die slowly!
Kita sudah melihat bagaimana Nokia & Blackberry tumbang