Beberapa waktu terakhir perkembangan bank digital di Indonesia cukup masif. Dari semula hanya ada satu top of mind bank digital di Indonesia yaitu Jenius (Bank BTPN), sekarang hadir banyak pilihan bank digital. Sebenarnya Jenius cukup sukses mengembangkan bank digitalnya, hal itu terbukti dari jumlah pengguna mencapai 3,1 juta pada Februari 2021. Sayangnya dalam 1-2 tahun terakhir Jenius cukup sering mendapatkan keluhan tentang kehandalan aplikasi mereka dari para penggunanya terutama di tanggal-tanggal sibuk. Melihat potensi pasar & juga peluang yang masih bisa dikembangkan, kini hadir bank-bank digital pesaing yang menawarkan layanan serupa atau bahkan lebih baik.
Berikut daftar bank digital yang ada di Indonesia saat ini:
1. Jenius (Bank BTPN)
Perintis bank digital di Indonesia. Diluncurkan pada 11 Agustus 2016 oleh Bank BTPN. Hingga Februari 2021 memiliki 3,1 juta nasabah.
2. Digibank (DBS Bank Indonesia)
Diluncurkan sejak Agustus 2017 oleh DBS Bank Indonesia. Tercatat hinggal Maret 2020 Digibank telah memiliki 600.000 nasabah.
3. TMRW (Bank UOB)
TMRW masih belum lama hadir, diluncurkan pada 3 Agustus 2020 oleh Bank UOB. Saat ini TMRW setidaknya telah memiliki 100.000 nasabah aktif.
4. Bank Jago (Bank Artos)
Aplikasi Bank Jago resmi diluncurkan pada 12 April 2021 kemarin. Dahulu Bank Jago bernama Bank Artos Indonesia & didirikan sejak tahun 1992. Bank Jago mulai mendapatkan atensi media sejak Gojek mengakuisisi 22% saham mereka pada bulan Desember tahun lalu. Walaupun Gojek memilik 22% saham, tetapi Bank Jago masih di bawah kendali PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) dengan total kepemilikan saham 51%. Ada fakta menarik dari Bank Jago yaitu para bankir & petinggi mereka merupakan mantan bankir & petinggi Jenius & Bank BTPN, di antaranya Jerry Ng, Anika Faisal, Kharim Siregar, Arief H. Tandjung & Peterjan Van Nieuwenhuizen.
5. LINE Bank (LINE x Hana Bank)
Pekan depan LINE Bank akan hadir di Indonesia. Sebelumnya LINE Bank telah hadir di Taiwan & Thailand. Untuk pasar Indonesia LINE Bank merupakan bank digital hasil kerjasama LINE dengan Hana Bank. Ini merupakan bentuk kerjasama yang unik sebab keduanya merupakan perusahaan dari Korea Selatan*. Masuk akal keduanya menjalin kerjasama sebab keduanya memiliki kekuatan yang saling melengkapi, Hana Bank memiliki pengalaman perbankan di Indonesia sedangkan LINE memiliki pengguna yang banyak terutama segmen anak muda yang merupakan pasar utama bank digital. Sekilas melihat pratinjau aplikasi yang tertampil di website LINE Bank saya sangat suka dengan desain aplikasinya yang berbeda dengan aplikasi bank digital pesaing. Desain aplikasi Line Bank sangat bersih, minimalis & sangat ‘Korea’.
Sebenarnya masih ada bank digital lain namun untuk saat ini belum terlalu ramai dibahas di media & diperbincangkan oleh warganet, di antaranya ONe Mobile (Bank OCBC NISP), PermataME (Bank Permata), BNC/Bank Neo Commerce (Bank Yudha Bhakti) & Wokee (Bank KB Bukopin). Khusus Bank KB Bukopin nanti akan ramai diperbincangkan media & warganet jika sudah resmi melakukan promosi dengan boyband Korea terpopuler saat ini, BTS. Dan besar kemungkinan bersamaan dengan hal tersebut mereka akan meluncukan aplikasi perbankan baru atau bank digital untuk menggantikan Wokee.
Selain itu kabarnya tahun ini Grup BCA juga akan meluncurkan bank digital mereka, BCA Digital, yang merupakan hasil akuisisi & rebranding dari Bank Royal. Sedangkan untuk bank-bank BUMN seperti BRI, Mandiri, BNI, BTN & BSI belum terlihat gebrakan masif mereka untuk terjun ke bank digital. Bisa jadi mereka tidak berencana membuat unit bisnis baru khusus bank digital tetapi mengembangkan aplikasi & layanan mereka agar tetap bisa bersaing dengan bank-bank digital baru yang bermunculan saat ini.
Menarik melihat lanskap persaingan bank digital di Indonesia saat ini. Dengan semakin banyaknya bank digital maka semakin banyak pula pilihan bagi masyarakat untuk memilih bank yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mari kita lihat apakah peta persaingan bank digital akan mirip dengan bank konvensional atau bakal ada pemain baru yang bisa menguasai pasar potensial ini.
NB: *) LINE adalah perusahaan teknologi yang berbasis di Jepang tetapi LINE merupakan bagian dari Naver yang merupakan perusahaan raksasa teknologi dari Korea Selatan